Selasa, Juni 09, 2009

Umur Tak Jadi Masalah


Badan yang tua renta tidak menghentikan semangat Cihameh untuk mencari sesuap nasi. Dengan berbekal payung usang, beberapa kerupuk dan kue kecil, ia menjajakan dagangannya kerumah-rumah yang ada di Perumahan Reni Jaya, Sawangan, Depok.

Di daerah Perumahan Reni Jaya, Cihameh yang sering disapa dengan panggilan Nenek ini selalu rajin menjajakan dagangannya yang memang tidak seberapa hasilnya. Masyarakat di sekitar perumahan ini selalu membeli dagangannya maupun hanya sekedar memberikan uang atau barang-barang ala kadarnya untuk membantu C
ihameh. Tak sedikit pula orang yang memberikan payung atau makanan untuk bekal ia dijalan.

Ibu yang berumur 85 tahun ini memiliki 2 orang anak yang kini telah tinggal jauh darinya. Ada yang tinggal di Depok dan juga di Bekas
i. Anak-anaknya yang bernama Kamaludin dan Samsudin telah lama tak berjumpa dengannya lagi. Ia pun telah ditinggalkan oleh suami yang telah pergi mendahului dirinya, sehingga sekarang ia harus tinggal dan mencari nafkah sendiri untuk membiayai kehidupannya.

Walaupun badannya sudah sangat renta, ia terus bekerja apa saja untuk mendapatkan uang walau hanya sedikit. “Narik gerobak disuruh orang-orang, menanam kembang apa saja lah kerjanya,” katanya sambil mengusap keringatnya. Ia juga biasa mengambil kue di Pondok Petir, Sawangan, Depok untuk dijual kembali ke rumah-rumah. Kue yang diambilnya pun tidak bisa banyak karena badannya tidak kuat untuk mengangkatnya.
Dari kue yang akan ia jajakan, ia hanya mendapatkan 8 – 10 ribu rupiah setiap harinya. Penghasilan dalam sehari 8 – 10 ribu itu nantinya akan disetorkan kepada orang yang membuat kue, sehingga ia bisa hanya mendapatkan pendapatan bersih lima ribu rupiah.

Dar
i pendapatan yang ia peroleh setiap harinya, tetap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. “Kalau orang suka kasih saya beras seliter atau dua liter, ya saya masak saja itu beras,” ujarnya. Untuk memenuhi kebutuhannya ia biasa dibantu oleh para tetangganya maupun orang lain yang memberikannya makanan sehari-hari. Dalam menjaga kesehatannya pun hanya dengan obat ala kadarnya. Kalau sakit biasanya ia hanya menggosokkan balsam ke tubuhnya atau meminta tetangga untuk memijat dan mengurutnya. Ia tidak mau meminta tolong anaknya apabila sedang sakit karena ia tidak tahan dan muntah apabila anaknya membawanya dengan mobil untuk ke balai pengobatan setempat.

Rumah sebagai tempat tinggalnya yang berada di daerah Poncol, Depok merupakan rumah yang dibeli dengan hasil jerih payahnya sendiri. Rumah kecil yang berbentuk bedeng itu, h
anya ditinggali oleh ia sendiri tanpa ada listrik maupun barang-barang elektronik. Walaupun rumah itu sangat kecil, tetapi ia sangat puas terhadap rumah tersebut. Walaupun kebutuhannya maupun kehidupan Cihameh masih banyak yang tidak terpenuhi, tetapi ia tidak pernah mengeluh dan terus bekerja keras. (CC)

16 komentar:

  1. Wow..masih ada ya orang kaya gini?
    -FARUQ-

    BalasHapus
  2. emng shrusnya bgini lah.gw kasian ama orang yg hobinya cuma bisa minta2 doank.dah badan seger,masih aja ngemis.
    artikel ini dijadiin contohlah harusnya ke para pengimis di indonesia.

    BalasHapus
  3. ga kuat nih gua kalo wawancarain ibu ini, bakal kebawa perasaan... tapi 1 hal, gua bangga ma nih ibu... mestinya nih artikel jadi panutan n wajib dibaca ma nak2 jaman sekarang supaya lebih menghargai uang, waktu, terutama orang tua...

    BalasHapus
  4. tema menarik, human interest banget...coba kalo ditambah pake narasumber/sumber lain...pasti tulisannya lebih kaya

    BalasHapus
  5. Wow,,,, topik nya oke banget,..,

    gaya bahsa nya juga pas banget,,, ga terlalu berat dan terlalu ringan


    gampang untuk di cerna,.,.,.

    2 jempol .,.,

    BalasHapus
  6. mnurut gue , hebat ya jaman skarangg masih ada orangg yang gak bgantung sma orang laen , walopun kbanyakan dri seusianyaaa minta-minta , dia msh mau usaha .
    hmmmmm . hebat !

    BalasHapus
  7. jangan menyerah akan keadaan,, justru pelajaran hidup lebih banyak didapaykan saat kita susah ktimbang pada saat kita diatas

    BalasHapus
  8. si nenek masih punya semangat buat hidup.
    ga kaya org2 di perempatan jalan, rata2 masih muda tapi hidup bergantung ama kemoceng dan kecrekan buat minta2 duit...

    nice inpoh!
    keep posting gan...

    rezabaonk

    BalasHapus
  9. waw,patut d contoh nii..semangat ny luar biasa dech..
    lebih baik dari pada hanya minta2 aj,

    BalasHapus
  10. hebat! masih mau berusaha.. memang smua ada jalannya kalo mau terus bergerak. Tapi miris juga, ngeliat orang2 seperti beliau gak diperhatikan sama pemerintah..

    Nit_ya

    BalasHapus
  11. Knp berita yg kya gni mlh jrng tampil d tv,,biar orang bnyk jg tw..Jgn cm twnya capres n embel2nya doang..

    BalasHapus
  12. Latifa Muliawati9 Juni 2009 pukul 21.00

    Latifa,,
    hmmmm..terharu..
    salut sama nenek ituh..
    tetep usaha..gg cuma ngarepin belas kasian orang doank..
    di usia setua ituu..
    smoga nenek itu slalu dikasi kesehatan dan umur panjang..amiiin..

    BalasHapus
  13. memang hal seperti ini sebenarnya masih banyak di sekitar daerah perkotaan maupun pedesaan, sayangnya banyak orang yang tidak menyadari hal tersebut.

    merekalah orang-orang yang membutuhkan bantuan kita dan pemerintah. Karena mereka juga bagian dari masyarakat.

    wah bagaimana yah pendapat dari para capres mengenai hal ini??

    BalasHapus
  14. HEEEHH!! jangan bahas2 umur doooonngg...
    hahahaha..

    flow tulisan lo enak dibaca deh..
    kagum gw..sama orang yang dibahas yaa bukan sama lo nya.hihhhi..

    semangaat..

    BalasHapus
  15. hidup itu memang butuh perjuangan makanya salah kalau ada orang yang percaya segala sesuatunya bisa didapat dengan instan.
    saya salut banget sama perjuangan nenek ini dan harusnya tv-tv tuh stop nayangin reality show yang WAE g puguh...ini yg bener2 realitas. (HT)

    BalasHapus

teman... maaf sumbernya ketinggalan neh.
Sumber: http://cyberjournalism.wordpress.com/2007/08/07/hello-world/
Selamat memberikan komentar